Pages

Monday, December 31, 2018

CUMAN UCAPAN

Jangan meremehkan Menyederhanakan, menggampangkan masalah dengan berkata ah itu kan”Cuman omongan, kan cuman ucapan” kan tidak dilakukan dan tidak diperbuat toh gak ada apa apa.
Ingatlah sumpah ,janji itu juga ucapan ,syahadat saksi itu juga ucapan,talak cerai itu juga bagian dari ucapan,pembunuhan dan mutilasi dendam kesumat itu juga salah satu sebabnya adalah dari ucapan,pengakuan itu juga dari ucapan makanya hati-hatilah dalam berucap karena ibarat anak panah yg melesat langsung ke ulu hati lawan itulah ucapan yang kadang tak terasa dilempar namun terasa menyakitkan dan membekas bagi yg mendengar. Satu ucapan juga bisa merusak segalanya dan begitu juga sebaliknya .Cukup kita renungi sabda Nabi Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

Monday, August 8, 2016

Mahasiswa Bacot Perlu Ditampar Dengan Kata-kata Ini

Asalasah ~  Ini cara saya menggampar mahasiswa saya :)
  1. Kamu ingin dpt beasiswa S2 ke LN nanti? Pastikan IP di atas 3 dan TOEFL di atas 500! Merasa tidak pinter? BELAJAR!
  2. Empat atau lima tahun lagi kamu bisa sekolah S2 di luar negeri dg beasiswa. Itu kalau kamu tidak cuma twitteran saja sampai lulus nanti.
  3. Kamu tidak akan bisa S2 di luar negeri karena akan ditolak profesor kalau nulis email formal saja tidak bisa. Alay itu tidak keren, tidak usah bangga!
  4. Tidak usah tanya tips cara menghubungi professor di luar negeri kalau kirim email ke dosen sendiri saja kamu belum bisa. Hey, ganti dulu akun niennna_catique@gmail.com itu!
  5. Tidak usah ikut meledek Vicky, kamu aja tidak tahu kapan harus pakai tanda tanya, tanda seru, tanda titik, spasi, huruf besar, huruf kecil di email kok!
  6. Mana bisa diterima di perusahaan multinasional biarpun IP tinggi kalau nulis email saja lupa salam pembuka dan penutup :)
  7. Sok mengkritik kebijakan UN segala, dari cara menulis email saja kelihatannya kamu tidak lulus Bahasa Indonesia kok. Tidak usah gaya!
  8. Bayangkan kalau kamu harus nulis email ke pimpinan sebuah perusahaan besar. Apa gaya bahasa email kamu yang sekarang itu sudah sesuai? Jangan-jangan bosnya tertawa!
  9. Apapun bidang ilmu kamu, akhirnya kamu akan berhubungan dg MANUSIA yang beda umur dan latar belakangnya. Belajar komunikasi yang baik. Jgn bangga jadi alay!
  10. Bangga bisa software dan gunakan alat2 canggih? Suatu saat kamu harus yakinkan MANUSIA akan skill itu. Belajar komunikasi dgn bahasa manusia biasa!
  11. Kamu orang teknik dan hanya peduli skil teknis? Kamu salah besar! Nanti kamu akan jual skil itu pada MANUSIA, bukan pada mesin!
  12. Kamu kira orang teknik hanya ngobrol sama mesin dan alat? Kamu harus yakinkan pengambil kebijakan suatu saat nanti dan mereka itu manusia. Belajar ngomong sama manusia!
  13. Malas basa-basi sama orang yang tidak dikenal? 6 thn lagi kamu diutus kantor untuk presentasi sama klien yang tidak kamu kenal. Belajar!
  14. Malas belajar bikin presentasi? 5 thn lagi bos kamu datang dgn segepok bahan, ‘saya tunggu file presentasinya besok!’
  15. Kamu orang sosial dan malas belajar hal2 kecil di komputer? 5 thn lagi bos kamu datang ‘cara membesarkan huruf di ms word dgn shortcut gimana ya?’ Mau nyengir?
  16. #MhsSenior, jgn bangga bisa membully #MhsBaru, 7 thn lagi kamu diinterview sama dia saat pindah kerja ke perusahaan yang lbh bagus :)
  17. #MhsSenior, keren rasanya ditakuti #MhsBaru? JANGAN! Urusan kalian nanti bersaing sama orang2 ASEAN dan Dunia. Bisa bikin mereka takut tidak?
  18. Bangga bisa demo untuk mengundurkan jadwal ujian karena kamu tidak siap? Kamu itu mahasiswa negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara, masa’ urusannya cetek2 gitu sih?!
  19. Tidak usah lah sok hebat demo nyuruh @SBYudhoyono berani sama Amerika kalau kamu diskusi sama Mhs Singapura aja tergagap-gagap :)
  20. Tidak perlu lah teriak-teriak “jangan tergantung pada barat” kalau kamu blm bisa tidur kalau tidak ada BB deket bantal :)
  21. Tentara kita tidak takut sama tentara Malaysia kalau kamu bisa kalahkan Mhs Malaysia debat ilmiah dlm forum di Amerika!
  22. Tidak perlu beretorika menentang korupsi kalau kamu masih nitip absen sama temen saat demo antikorupsi!
  23. Boleh kampanye “jangan tergantung pada barat” tapi jgn kampanye di Twitter, Facebook, BBM, Path dan Email, Memangnya itu bikinan Madiun?!
  24. Kalau file laporan praktikum masih ngopi dari kakak kelas dan hanya ganti tanggal, tidak usah teriak anti korupsi ya Boss!
  25. Minder krn merasa dari kampung, tidak kaya, tidak gaul? 5thn lagi kamu bisa S2 di negara maju karena IP, TOEFL dan kemampuan kepemimpinan. Bukan krn kaya dan gaul!
  26. Pejabat kadang bikin kebijakan tanpa riset serius. Sama kayak mahasiswa yang bikin tugas dlm semalam hanya modal Wikipedia :)
  27. DPR kadang studi banding untuk jalan2 doang. Sama kayak mahasiswa yang kunjungan ke industri lalu nyontek laporan sama temannya :)
  28. Pejabat kadang menggelapkan uang rakyat. Sama kayak mahasiswa yang lihat bahan di internet lalu dikopi di papernya tanpa menyebutkan sumbernya.
  29. Alah, pakai mengkritik kebijakan pemerintah segala, bikin paper aja ngopi file dari senior dan ubah judul, pendahuluan sama font-nya 
  30. Gimana mau membela kedaulatan bangsa kalau waktu menerima kunjungan mahasiswa asing aja kamu tidak bisa ngomong saat diskusi. Mau pakai bambu runcing? :)
  31. Kalau kamu berteriak “jangan mau ditindas oleh asing”, coba buktikan. Ikuti forum ASEAN atau Dunia dan buktikan di situ kamu bisa bersuara dan didengar!
NB. Kata-kata saya di atas memang SADIS. Maafkan jika ada yang tersinggung. FYI, saya juga banyak kesalahan saat mahasiswa. Pesan ini sebuah refleksi, sebagian dari pengalaman nyata dan berharap mahasiswa saya tidak mengulangi kesalahan yang sama. Matur nuwun :) 
Sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/5260ccb0128b46e159000000/sekali-sekali-mahasiswa-memang-perlu-digampar/

Saturday, July 23, 2016

Cara Menghadapi Si "Tukang" Mencela

Orang yang suka mencela, biasanya pasti punya kekurangan.

Karena itu, dia akan sibuk nyari kekurangan orang lain buat nutupin kekurangan dirinya. Punya teman atau tetangga tukang cela memang bikin risih. Apalagi kalau Anda juga menjadi sasaran celaannya. Waduh! Panas rasanya hati ini.

Gimana cara bijak menghadapi orang macam ini?

Sebelum ngambil keputusan mau "diapain", ada baiknya Anda mengerti sedikit tentang sifat buruk tersebut.

Kebiasaan cela-mencela itu bisa jadi lahir karena orang itu kurang mendapat perhatian, selalu merasa tersisih dan frustrasi karena iri dengan keberhasilan orang lain, lho.

Jadi, nggak heran kalau ada pemeo yang bilang " iri tanda - karena tak mampu". Semua itu ada betulnya.

Tapi, bisa jadi, memang begitulah sifat dan perangai orang itu. Dia terlahir sebagai orang sinis, jutek dan pencela. Akibatnya, dia sulit melihat hal-hal positif dan baik di dunia yang indah ini.


Untuk itu, cara paling ampuh menghadapi orang macam ini adalah:

Jangan langsung terpancing alias cuwek

Jangan ambil pusing setiap kali dia bicara jelek tentang Anda atau orang lain. Biarkan adrenalin Anda yang mulai naik, turun kembali. Selama proses itu, tanyakan dalam diri, apakah komentarnya perlu ditanggapi atau tidak.

Dengarkan ocehannya, apakah yang dibicarakannya itu benar atau tidak.

Memang, biasanya kalau dia suka jahil dan ngomongin orang seenaknya, berarti ada yang salah dalam sistem penilaiannya. Kalo enggak ya egp aja.......hehehee.......

Tenang.

Ini paling penting. Sepanas apapun suasana akibat ocehannya itu, usahakan agar Anda tetap tenang. Orang bijak bilang, pikirkan dua sampai tiga kali omongan jelek tentang Anda, sebelum Anda memasukkannya dalam hati.

Batasi kuantitas pertemuan.

Kedengarannya sangat tak menusiawi, karena Anda akan terlihat seperti orang yang "milih-milih" teman. Tapi ....kalau setiap kali dekat dengannya terjadi insiden tak mengenakkan, apa boleh buat. Mengindari lebih baik daripada "terjadi pertengkaran " ngalah kan bukan berarti kalah kan, apalagi dia punya stok malu 12 sedangkan stok kita kan cuman satu ...... so mahal dong nilainya...... kalo dia-nya dalam setiap buka "mulut" maunya " tet tet tet....."" uuiihhhh....... Lewat aja deh - mendingan "paz" aja.......

Coba berteman dengannya.

Ini memang terdengar ekstrim, orang kita yang disakitin, koq, malah kita sendiri yang harus berbuat baik. Tak bisa disalahkan kalau Anda punya pikiran itu. Ingat-kan ... janganlah kejahatan dibalas dengan kejahatan........... tunjukan pada dia bahwa sebetulnya kita tidak ada permusuhan dengan dia hanya saja karena dia "iri" sehingga menjadikannya itu membabi buta untuk bersikap negatip terhadap diri kita , dengan sikap kita yang demikian itu akan secara implisit menunjukkan kepada orang lain bahwa dia itu "patut" untuk "dikasihanin"

Labrak?

Kayaknya tak perlu, deh! Cara ini bisa bikin "NILAI" kita jadi jatuh di depan publik. Lain halnya kalau Anda berusaha bicara secara baik-baik, dengan membuka pertemanan. Kalau dia sudah mulai "ngedenger" Anda, itulah saat yang tepat ngasih "ceramah".

Cara Menghadapi Si “Muka Dua” di Tempat Kerja

Gemintang.com – Karakter setiap individu pastinya berbeda satu sama lain dan begitu juga karakter seseorang dalam dunia kerja. Salah satu karakter yang bisa membuat suasana kerja menjadi tidak nyaman adalah seseorang yang sering disebut sebagai si “penjilat”.
Selain membuat suasana kerja menjadi tidak nyaman, tingkah laku si “muka dua” seringkali menyulut amarah. Nah, saat kamu diperhadapkan dengan orang-orang seperti itu, jangan lekas gusar, yuk coba atasi dengan cara-cara berikut ini.
1. Bersikap apa adanya
Jangan terpengaruh dengan rekan kerja yang gemar mengadu domba. Tak dapat dipungkiri, rekan kerja seperti itu memang membuat semangat kerjamu mengendur. Tapi cobalah untuk mempertahankan konsenterasimu pada pekerjaan yang sedang kamu kerjakan. Yang terpenting, bersikaplah apa adanya dan pasang mimik wajah yang bersahabat ketika bertemu dengannya.
2. Tidak terpengaruh
Hiraukan saja rekan kerja yang gemar “menjilat” karena ketika kamu menanggapi ulah mereka, tidak akan ada ujungnya. Lebih baik kamu tetap bersikap tenang dan tidak terpengaruh dengan ulahnya. Setidaknya pekerjaanmu jadi jauh lebih lancar dan dia akan kebakaran jenggot melihatmu tidak terpengaruh dan justru tetap tenang.
3. Tetap bersosialisasi
Cara berikutnya yang bisa dilakukan adalah dengan tetap menjaga hubunganmu dengan rekan “bermuka-dua” tersebut. Biarkan dia berpendapat kalau kita ternyata bisa bekerjasama dengan dia meskipun perilakunya tidak baik terhadapmu.
4. Menjaga jarak
Ketika kamu merasa tidak bisa untuk mencoba tetap profesional dengan rekan kerja seperti itu, cobalah untuk menjaga jarak dengan mereka. Usahakan untuk tidak membicarakan hal-hal pribadi dengan mereka dan hanya membicarakan perihal pekerjaan. Tindakan ini bisa kamu ambil agar teman kerja kamu tersebut tidak memanfaatkan kesempatan yang ada untuk menjatuhkanmu.
(ldy/rut)

Sunday, May 10, 2015

Romantis itu....

Romantis itu....

_Seorang ibu setengah baya pd sebuah pengajian rutin bertanya kpd ustadnya; ustad bgmn membangun romantisme dlm keluarga" pertanyaan yg membuat keringat sang ustad mengalir deras....namun tetap mencoba menjawab;

_Romantisme itu....
Ketika malam tinggal sepertiga, sang istri terbangun. Ia berwudhu, menunaikan shalat dua rakaat. Lalu membangunkan suaminya. “Sayang… bangun… saatnya shalat.” Maka mereka berdua pun tenggelam dalam khusyu’ shalat&munajat.

_Romantis itu…
Ketika seorang istri mengatakan, “Sebentar lagi adzan, Sayang…” Lalu sang suami melangkah ke masjid, menunaikan tahiyatul masjid. Tak ketinggalan ia menunaikan dua rakaat fajar. Maka ia pun menjadi pemenang; lebih baik dari dunia seisinya.

_Romantis itu…
Ketika suami berangkat kerja, sang istri menciumnya sambil membisik mesra, “Hati2 di jalan, baik2 di tempat kerja sayang… kami lebih siap menahan lapar daripada mendapatkan nafkah yang tdk halal”

_Romantis itu…
Ketika suami istri terpisah jarak, ttp keduanya saling mendoakan di waktu dhuha: “Ya Allah, jagalah cinta kami, jadikanlah pasangan hidup& buah hati kami penyejuk mata&penyejuk hati, tetapkanlah hati kami dlm keimanan, teguhkanlah kaki kami di jalan kebenaran& perjuangan, ringankanlah jiwa kami utk berkorban, maka mudahkanlah perjuangan dan pengorbanan itu dgn rezeki halal dan berkah dariMu”

_Romantis itu…
Ketika suami sibuk kerja, saat istirahat ia sempat menghubungi istrinya. Mungkin satu waktu dgn menghadirkan suara. Mungkin hari lainnya dengan WA dan SMS cinta. “Apapun makanan di rmh mkn, tak pernah bisa mengalahkan masakanmu.”Lalu sang istri pun membalasnya, “Masakanku tak prnah senikmat ketika engkau duduk disebelahku.”

_Romantis itu…
Ketika menjelang jam plg kerja, sang suami sangat rindu untuk segera plg ke rmh&bertemu istrinya. sang istripun merindukan belahan jiwanya tiba.

_Romantis itu…
Ketika sang istri mendorong suaminya utk berjihad, berda'wah&bertabligh dijalan Allah dgn harta&dirinya(spt khadijah R. A)...copas dari Ustdz Elfa Hendri

Mengapa Kita Harus Membaca Al-Quran Setiap Hari



Seorang Muslim tua Amerika bertahan hidup diperkebunan di suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu lelakinya yg masih muda.

Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Quran di meja makan di dapurnya. Cucu lelakinya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.

Suatu hari sang cucunya bertanya, “Kakek! Aku mencoba untuk membaca Qur’An seperti yang kamu lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Qur’An?”

Dengan tenang sang Kakek dengan meletakkan batubara di dasar keranjang, memutar sambil melobangi keranjangnya ia menjawab, “Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air.”

Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba didepan rumahnya.

Kakek tertawa dan berkata, “Lain kali kamu harus melakukukannya lebih cepat lagi,” Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tersebut untuk dicoba lagi.

Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah. Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakeknya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya.

Sang kakek berkata, “Aku tidak mau ember itu; aku hanya mau keranjang batubara itu. Ayolah, usaha kamu kurang cukup,” maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu.

Cucunya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakeknya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah.

Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata, “Lihat Kek, percuma!”

“Jadi kamu pikir percuma?” tanya kakek.

“Lihatlah keranjangnya," lanjut kakek pada cucunya.

Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam.

“Cucuku,” ujar si kakek kemudian, “Hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur’an. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membacanya lagi, kamu akan berubah, luar dalam. Itu adalah karunia dari Allah di dalam hidup kita.” [islampos/wistara]

***

Seseorang bertanya kepada ulama salaf, "Berapa banyak kami harus membaca Al Qur'an?" Ia menjawab, "Tergantung pada seberapa besar kebahagian yg kamu inginkan".

Shalat Khusyu' Seperti Nabi



Banyak orang mendefinisikan khusyu' dengan menggunakan acuan peristiwa Sayidina Ali ketika kakinya terkena anak panah. Ketika anak panah tersebut akan dicabut Beliau mengerang, tak kuat menahan sakit sehingga para sahabat tak tega mencabutnya. Lalu Beliau shalat dengan khusyu'. Dan ketika shalat itu, anak panah dapat dicabut tanpa Sayidina Ali merasakan kesakitan.

Peristiwa tersebut sangat popular dan memberikan kesan yang kuat bahwa salah satu tanda shalat yang khusyu' adalah seseorang tidak lagi merasakan sakitnya luka. Seolah-olah ketika shalat dengan khusyu', kita bisa lepas dari alam dunia. Tidak merasakan apa-apa dan tidak memikirkan apa-apa lagi.

Apakah shalat khusyu' harus seperti itu? Siapa orang yang paling khusyu' shalatnya di dunia ini? Pasti kita sepakat, bahwa Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling khusyu' shalatnya. Marilah kita melihat bagaimana Rasulullah melakukan shalatnya.

a. Ketika Nabi sedang memimpin shalat, tiba-tiba terdengar tangis anak kecil. Beliau pun mempercepat shalatnya, takut terjadi sesuatu dengan anak itu.

b. Ketika sedang shalat, Nabi melihat ada binatang berbisa mendekat. Beliau pun menghentikan shalat untuk membunuh binatang tersebut, lalu meneruskan kembali shalatnya.

c. Pada suatu saat, setelah selesai shalat berjamaah, Nabi tidak berdzikir sebagaimana biasanya, tetapi segera bergegas pulang. Ketika telah kembali ke masjid, Beliau ditanya oleh sahabatnya mengenai ketergesaan itu. Beliau mengatakan, bahwa ketika shalat Beliau ingat ada sedekah yang belum dibagikan. Karena itu, Beliau segera pulang agar dapat membagi sedekah tersebut secepatnya.

d. Ketika sedang berperang, Nabi mengajarkan shalat khauf. Shalat berjamaah yang dilakukan dengan cara yang unik karena harus tetap dalam kondisi siaga terhadap serangan musuh.

Dari beberapa riwayat tersebut, ternyata ketika shalat, Nabi selalu peka dan tanggap kepada lingkungannya. Beliau tetap mendengar dan melihat apa yang terjadi di sekelilingnya. Lintasan-lintasan pikiran pun tetap ada ketika Beliau shalat. Bahkan jika ada masalah, Beliau mengajarkan kepada kita untuk shalat sunnat 2 rakaat. Artinya, ketika shalat, Beliau bukan melupakan suatu masalah, tetapi malah sengaja membawa masalah tersebut dalam shalatnya untuk disampaikan kepada Allah agar diberikan jalan keluarnya. Apa yang Beliau ajarkan sesuai dengan apa yang diperintahkan di dalam Al Qur'an :

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS Al Baqarah: 153)

Oleh: Abu Sankan

Sumber: NasehatIslam