Jika ada yang bertanya, manakah yang
paling berharga, warisan harta atau warisan ilmu? Tentu sebagian besar
akan menjawab warisan ilmu lah yang paling berharga. Jawaban tersebut
nampaknya sudah menjadi jawaban yang telah memasyarakat. Kemudian ketika
ditanyai lebih lanjut, mengapa warisan ilmu lebih berharga daripada
warisan harta?
Pada tulisan ini saya akan men-share pemahaman saya tentang warisan ilmu.
Ilmu dan harta merupakan dua hal yang sangat
berbeda. Harta merupakah sesuatu yang berharga, jelas, dan ada wujudnya
misal uang, emas, kendaraan, kartu ATM, dll. Harta dapat dilihat oleh
orang lain, dan harta dapat direbut dengan paksa oleh orang lain. Adapun
ilmu, ilmu merupakan sesuatu yang tidak ada wujudnya. Ilmu hanya bisa
dirasakan oleh orang yang memilikinya. Ilmu baru dapat tampak ketika
ilmu tersebut telah diaplikasikan pada kehidupan, dan yang terpenting,
ilmu tidak dapat direbut paksa oleh orang lain. Seseorang perlu berusaha
keras untuk mendapatkan ilmu, meskipun ia berusaha merebutnya. Ilmu
ketika dibagi-bagikan tidak akan habis, bahkan malah semakin bertambah.
Tidak seperti harta, semakin dibagikan , semakin sedikit jumlahnya.
Nampaknya penjelasan di atas masih terlalu
abstrak, dan teoritis. Untuk itu kita perlu membawanya ke aplikasi pada
kehidupan sehari-hari supaya lebih mudah dipahami. Harta jika
dibagi-bagikan akan semakin sedikit. Itu sudah jelas, semua orang juga
tahu. Misalkan si fulan A memiliki 2 milyar. Ketika harta si fulan A
tersebut dibagi ke pada 9 orang sama rata, maka tiap-tiap orang hanya
akan memegang 200 juta.
Lain halnya dengan ilmu. Ilmu jika semakin
dibagi-bagikan, maka akan semakin berkembang, bertambah banyak. Misal si
fulan A menemukan ilmu dasar termodinamika. Kemudian si fulan A
membagi-bagikannya ke fulan B, fulan C, dan fulan D. Seiring dengan
berjalannya waktu tiga orang tersebut mengembangkan termodinamika sesuai
dengan latar belakang spesialisasinya. Fulan B mengembangkan
termodinamika untuk teknik Kimia, fulan C mengembangkan termodinamika
untuk teknik mesin, dan fulan D
mengembangkan termodinamika untuk teknik dirgantara. Begitulah misalnya.
Awalnya hanya ada satu ilmu termodinamika. Ketika ilmu tersebut
dibagikan, maka muncullah termodinamika-termodinamika lain.
Ilmu merupakan sesuatu yang sangat berharga.
Bahkan ilmu lebih berharga daripada harta. Nilai ilmu dapat mengungguli
nilai harta. Dengan catatan ilmu tersebut harus dipraktekkan. Jika ilmu
tidak diaplikasikan, sama saja dengan onggokan sampah yang tidak
berguna. Ilmu ketika diaplikasikan pada kehidupan akan menjadi sangat
berharga.
Ilmu tentang diin Islam ketika diaplikasikan
akan berubah menjadi keimanan dan ketaqwaan kepada Alloh swt yang akan
mengantarkan ke keridhoan Alloh swt dan imbalannya adalah surga.
Keimanan dan ketaqwaan merupakan nikmat dan anugrah yang sangat
berharga sekali. Sehingga wajib bagi kita untuk menjaganya agar tidak
hilang dari diri kita.
Ilmu aerodinamika ketika diaplikasikan dapat
berubah menjadi body pesawat terbang, roket, mobil, dll. Ilmu proses
kimia ketika diaplikasikan dapat berubah menjadi pabrik yang dapat
memproduksi bahan bakar, gas, plastik, semen, dll. Tanpa semen, tidak
mungkin bangunan berdiri tegak meski diterpa angin dan hujan. Ilmu
elektro dapat berubah menjadi generator penghasil listrik dan sistem
distribusi listrik. Tanpa listrik, tidak akan ada penerangan, internet,
dan komputer. Nilai semen, pesawat terbang, roket, listrik, yang
tersebut di atas tentunya jauh lebih berharga dari harta.
Oleh karena itu sudah sepantasnya bagi kita untuk selalu mengejar warisan yang sangat tinggi nilainya, yakni Ilmu. Bukankah kita sebagai umat islam telah diwajibkan untuk menuntut ilmu?!