Pages

Saturday, July 23, 2016

Cara Menghadapi Si "Tukang" Mencela

Orang yang suka mencela, biasanya pasti punya kekurangan.

Karena itu, dia akan sibuk nyari kekurangan orang lain buat nutupin kekurangan dirinya. Punya teman atau tetangga tukang cela memang bikin risih. Apalagi kalau Anda juga menjadi sasaran celaannya. Waduh! Panas rasanya hati ini.

Gimana cara bijak menghadapi orang macam ini?

Sebelum ngambil keputusan mau "diapain", ada baiknya Anda mengerti sedikit tentang sifat buruk tersebut.

Kebiasaan cela-mencela itu bisa jadi lahir karena orang itu kurang mendapat perhatian, selalu merasa tersisih dan frustrasi karena iri dengan keberhasilan orang lain, lho.

Jadi, nggak heran kalau ada pemeo yang bilang " iri tanda - karena tak mampu". Semua itu ada betulnya.

Tapi, bisa jadi, memang begitulah sifat dan perangai orang itu. Dia terlahir sebagai orang sinis, jutek dan pencela. Akibatnya, dia sulit melihat hal-hal positif dan baik di dunia yang indah ini.


Untuk itu, cara paling ampuh menghadapi orang macam ini adalah:

Jangan langsung terpancing alias cuwek

Jangan ambil pusing setiap kali dia bicara jelek tentang Anda atau orang lain. Biarkan adrenalin Anda yang mulai naik, turun kembali. Selama proses itu, tanyakan dalam diri, apakah komentarnya perlu ditanggapi atau tidak.

Dengarkan ocehannya, apakah yang dibicarakannya itu benar atau tidak.

Memang, biasanya kalau dia suka jahil dan ngomongin orang seenaknya, berarti ada yang salah dalam sistem penilaiannya. Kalo enggak ya egp aja.......hehehee.......

Tenang.

Ini paling penting. Sepanas apapun suasana akibat ocehannya itu, usahakan agar Anda tetap tenang. Orang bijak bilang, pikirkan dua sampai tiga kali omongan jelek tentang Anda, sebelum Anda memasukkannya dalam hati.

Batasi kuantitas pertemuan.

Kedengarannya sangat tak menusiawi, karena Anda akan terlihat seperti orang yang "milih-milih" teman. Tapi ....kalau setiap kali dekat dengannya terjadi insiden tak mengenakkan, apa boleh buat. Mengindari lebih baik daripada "terjadi pertengkaran " ngalah kan bukan berarti kalah kan, apalagi dia punya stok malu 12 sedangkan stok kita kan cuman satu ...... so mahal dong nilainya...... kalo dia-nya dalam setiap buka "mulut" maunya " tet tet tet....."" uuiihhhh....... Lewat aja deh - mendingan "paz" aja.......

Coba berteman dengannya.

Ini memang terdengar ekstrim, orang kita yang disakitin, koq, malah kita sendiri yang harus berbuat baik. Tak bisa disalahkan kalau Anda punya pikiran itu. Ingat-kan ... janganlah kejahatan dibalas dengan kejahatan........... tunjukan pada dia bahwa sebetulnya kita tidak ada permusuhan dengan dia hanya saja karena dia "iri" sehingga menjadikannya itu membabi buta untuk bersikap negatip terhadap diri kita , dengan sikap kita yang demikian itu akan secara implisit menunjukkan kepada orang lain bahwa dia itu "patut" untuk "dikasihanin"

Labrak?

Kayaknya tak perlu, deh! Cara ini bisa bikin "NILAI" kita jadi jatuh di depan publik. Lain halnya kalau Anda berusaha bicara secara baik-baik, dengan membuka pertemanan. Kalau dia sudah mulai "ngedenger" Anda, itulah saat yang tepat ngasih "ceramah".

Cara Menghadapi Si “Muka Dua” di Tempat Kerja

Gemintang.com – Karakter setiap individu pastinya berbeda satu sama lain dan begitu juga karakter seseorang dalam dunia kerja. Salah satu karakter yang bisa membuat suasana kerja menjadi tidak nyaman adalah seseorang yang sering disebut sebagai si “penjilat”.
Selain membuat suasana kerja menjadi tidak nyaman, tingkah laku si “muka dua” seringkali menyulut amarah. Nah, saat kamu diperhadapkan dengan orang-orang seperti itu, jangan lekas gusar, yuk coba atasi dengan cara-cara berikut ini.
1. Bersikap apa adanya
Jangan terpengaruh dengan rekan kerja yang gemar mengadu domba. Tak dapat dipungkiri, rekan kerja seperti itu memang membuat semangat kerjamu mengendur. Tapi cobalah untuk mempertahankan konsenterasimu pada pekerjaan yang sedang kamu kerjakan. Yang terpenting, bersikaplah apa adanya dan pasang mimik wajah yang bersahabat ketika bertemu dengannya.
2. Tidak terpengaruh
Hiraukan saja rekan kerja yang gemar “menjilat” karena ketika kamu menanggapi ulah mereka, tidak akan ada ujungnya. Lebih baik kamu tetap bersikap tenang dan tidak terpengaruh dengan ulahnya. Setidaknya pekerjaanmu jadi jauh lebih lancar dan dia akan kebakaran jenggot melihatmu tidak terpengaruh dan justru tetap tenang.
3. Tetap bersosialisasi
Cara berikutnya yang bisa dilakukan adalah dengan tetap menjaga hubunganmu dengan rekan “bermuka-dua” tersebut. Biarkan dia berpendapat kalau kita ternyata bisa bekerjasama dengan dia meskipun perilakunya tidak baik terhadapmu.
4. Menjaga jarak
Ketika kamu merasa tidak bisa untuk mencoba tetap profesional dengan rekan kerja seperti itu, cobalah untuk menjaga jarak dengan mereka. Usahakan untuk tidak membicarakan hal-hal pribadi dengan mereka dan hanya membicarakan perihal pekerjaan. Tindakan ini bisa kamu ambil agar teman kerja kamu tersebut tidak memanfaatkan kesempatan yang ada untuk menjatuhkanmu.
(ldy/rut)