Judulnya aja Susah
apalagi isinya tambah susah.Ibarat skripsi judul susah belum perumusan
masalah ,belum isi tentang susah dan pembahasan tentang susah apalagi kesimpulan
tentang susah.memang untuk lari dari susah amatlah sulit kita coba lari ke
ujung daratanpun susah masih ada,kita naik udara ke langit tinggipun susah
masih ikut.Kita menyelam ke dalam dasar lautan susah masih saja
mendekat,bahkan yg kata teman mati dapat menghilangkan susah justru di
mati malah timbul susah-susah baru yg rasanya tak dapat terungkap.Kita telah
coba kubur,kita potong,gergaji,bunuh,kita buang ,kita bakar,kita
ikat,kita santet dsb, namun selalu timbul dan bahkan beranak pinak susah
itu. Sungguh sakti susah dan maha hebat yang menciptakan susah.Namun
janganlah susah dilihat sebelah mata .banyak orang-orang sukses lahir dari
susah.Bahkan para Nabi dan Rosul malah banyak yang berasal dari orang
susah.Itulah hebatnya susah.Dan dari susah inilah juga orang mendapat
inspirasi,ilham,dapat bersyair,berpuitis.membuat nyanyian.dan dari susah
ini pulalah lahirnya pemikir,filosof handal.pengarang-pengarang novel best seller
yg diakui dunia.Dan itu terbukti nyata.buku-buku pergerakan baik aliran
kiri maupun kanan dibuat karena bersumber dari masalah "susah". Yang menulis
susah memang beda dg yg sudah merasakan susah.Susah memang perlu ditulis
bagi yg sudah merasakan susah agar susahnya berkurang teorinya
begitu.Namun susah memang benar menyakitkan dan ini hanya berlaku bagi yang
sudah merasakan.Bener lo ni gak bohong sangat tidak enak benar-benar menyakitkan.Makanya dalam otak bawah sadar kita dibiasakan untuk senang sehingga kita
selalu senang seperti lagu taman kanak-kanak yang berbunyi "disini senang di sana senang di mana-mana hatiku
senang". Beruntunglah bagi mereka yg pernah susah karena dari orang susah lah
dunia ini tidak jadi kiamat dan bahkan dalam islam diajarkan bila ingin hati
kita tetap hidup selalulah bersama orang susah.Kesimpulannya jadi susah
memang menyakitkan namun susah sungguh menyejukkan bagi orang yg tidak cinta
dunia dan takut mati.
No comments:
Post a Comment