Keuntungan Dan Kerugian Redenominasi Rupiah
Sejak isu
penyederhanaan nilai rupiah mulai digulirkan sekitar tahun 2010, kini
masalah tersebut semakin banyak dibicarakan dalam diskusi-diskusi
nasional dan seminar-seminar di kampus. Media massa pun kian sering
mengangkat topik ini dalam berita-berita utamanya. Ada pihak yang pro,
dan ada juga yang tidak setuju. Ya, istilah kata redenominasi semakin
akrab di kalangan masyarakat awam.
Istilah
Redenominasi Rupiah adalah pemotongan nilai mata uang rupiah menjadi
lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya terhadap suatu barang. Atau
dengan kata lain, redenominasi merupakan proses penyederhanaan
penyebutan satuan harga dan nilai. Dalam redenominasi, biasanya
melakukan penyederhanaan dengan menghilangkan dua atau tiga digit angka
terakhir, misalnya Rp 1.000,- menjadi Rp 1,-. Jika disetujui, maka
pemerintah (Bank Indoneisa) akan mengeluarkan uang baru dengan angka
yang lebih kecil, misalnya lembaran uang kertas baru Rp 1 yang nilainya
sama dengan uang kertas lama Rp 1.000. Jika dibelanjakan di warung,
sama-sama dapat membeli satu bungkus kerupuk. Kemudian, perlahan-lahan
uang lama akan ditarik peredarannya di masyarakat.
Satu hal yang unik
dari mata uang rupiah adalah saat ini mempunyai nilai pecahan terbesar
ke dua di dunia. Pecahan uang kertas Rp 100.000 merupakan pecahan uang
terbesar ke dua setelah uang kertas 500.000 Dong milik negara Vietnam.
Di mata internasional, mata uang rupiah digolongkan sebagai salah satu
uang sampah dunia (garbage money) karena nilai tukarnya terhadap dollar
Amerika sangat lemah (dianggap tidak bernilai). Satu dollar Amerika
setara dengan 9.000an rupiah. Negara-negara yang lain yang juga serupa
dengan uang Indonesia adalah Vietnam ($1 setara dengan 19.000an Dong);
Iran ($1 sama dengan 10.000an Rial); Laos ($1 sama dengan 8.000an Kip);
Paraguay ($1 nilainya 4.500an Guarani). Besarnya nilai-nilai pecahan
uang rupiah pernah dibahas dalam serial kartun milik Malaysia, Upin
Ipin. Saat itu tokoh Susanti yang baru hijrah ke Malaysia berbelanja
dengan uang pecahan 10.000 rupiah. Kemudian tokoh Mail bingung bagaimana
mengembalikan uang kembaliannya karena mengira nilainya sangat besar.
Dalam dunia
akutansi dan perbankan, penyederhanaan nilai rupiah (redenominasi) akan
menjadikan proses perhitungan dan akutansi lebih sederhana dan mudah
karena tidak lagi terlibat dengan angka-angka yang besar. Pakai
kalkulator pun akan lebih santai. Mahasiswa jurusan ekonomi akutansi
juga tidak terlalu rumit dan mumet dalam belajarnya.
Ketika pertama kali
isu ini dihembuskan, banyak kalangan yang tidak setuju dengan rencana
kebijakan redenominasi tersebut, terutama masyarakat kecil dan pedagang
pasar tradisional yang kenyataannya mereka merupakan pihak yang sering
memakai uang rupiah terkecil dalam proses transaksi. Misalnya harga
suatu barang Rp 1.350 akan menjadi Rp 1,35 tentu malah membuat mereka
semakin bingung. Selain itu, mereka mungkin masih trauma dan takut
terhadap kejadian senering pada masa pemerintahan Ir. Soekarno tahun
1959. Kala itu, pemerintah mengeluarkan kebijakan pemotongan nilai uang
terutama uang macan Rp 500 menjadi Rp 50 dan uang gajah Rp 1000 menjadi
Rp 100, sehingga hal tersebut membuat situasi perekonomian masyarakat
kacau balau, banyak orang yang kaya menjadi miskin mendadak karena
menyimpan uang pecahan tersebut, terutama yang telat mengetahui
kebijakan senering tersebut. Senering tentu berbeda dengan Redenominasi.
Untuk menyukseskan
kebijakan ini, pemerintah harus melakukan sosialisasi yang bagus
terutama kepada masyarakat kelas menengah kebawah, selain itu pemerintah
hendaknya mengeluarkan pecahan uang yang berbahan bagus dan bernilai
prestisius agar membuat masyarakat mencintai dan bangga dengan produk
uang baru tersebut. Nah, sesuai dengan judul artikel ini, maka dapat
dijabarkan beberapa keuntungan dan kerugian redenominasi, yaitu :
Keuntungan
- Memudahkan perhitungan (sederhana)
- Mengangkat citra rupiah di mata internasional
- Untuk mengatasi ketidak efesiensian pembangunan infrastruktur cara transaksi non-tunai (ATM, online banking, dsb).
Kerugian
- Tidak memberikan dampak positif terhadap perekonomian secara langsung
- Mungkin akan sedikit memberikan kebingungan di beberapa masyarakat.
- Masyarakat harus beradaptasi dengan nilai pecahan uang baru tersebut.
No comments:
Post a Comment